Spamming: It’s A Crime!
Tahun 2003 lalu, Amerika Serikat mengeluarkan CAN-SPAM Act. CAN-SPAM bukan berarti dapat mengirim spam (can spam), tapi kependekan dari Controlling the Assault of Non-Solicited Pornography and Marketing.
Aturan ini menyatakan bahwa mengirim email komersial pada orang tanpa persetujuan adalah tindakan kriminal. Undang-undang ini ditegakkan oleh Federal Trade Commission atau komisi perdagangan federal Amerika Serikat, dan ini bukan teori saja. Pihak yang melanggar undang-undang ini akan mendapat sanksi.
Para perbisnis internet atau internet marketer biasanya punya ‘opt-in list’, atau option-in list. Ini tandanya, mereka telah menaati undang-undang tersebut, karena orang yang mereka kirimi email telah setuju untuk menerima pesan-pesan, baik komersial maupun tidak, di dalam inbox mereka.
Contoh opt-in list sendiri bisa Anda lihat ketika Anda menjumpai situs yang memberi Anda hadiah gratis (seperti eBook, software, dll), namun meminta nama dan alamat email Anda untuk mengirimnya. Ini adalah teknik yang halal dan benar. Karena itu, saya juga menggunakannya pada situs saya tentunya.
Sayangnya, undang-undang ini tidak berlaku di seluruh dunia. Jadi, orang dari negara lain bisa mengirim email sampah tanpa terkena hukuman. Akibatnya, inbox kita masih bisa dipenuhi sampah-sampah tak berguna seperti tawaran viagra, penipuan, dll.
Walau di negara kita ini belum ada undang-undang seperti itu, tentu ada baiknya kita mengambil contoh dari negara Paman Sam tersebut. Jangan pernah mengirim spam, apa lagi membeli CD berisi ribuan atau jutaan alamat email.
Tak ada jalan pintas untuk sukses, semua harus Anda lalui dengan jujur dan sungguh-sungguh.
0 Komentar
Ingin menambahkan sesuatu dari posting di atas? Ingin berdiskusi?
Semuanya dipersilakan, namun mohon maaf karena komentar dengan bahasa yang kurang layak ataupun spam tidak akan saya munculkan.
Mohon pengertiannya :-)