Pada umumnya, manusia tidak ingin meninggalkan zona nyaman. Kalau kita sudah merasa nyaman, biasanya kita akan enggan untuk meninggalkan kenyamanan tersebut. Ini sebenarnya adalah suatu hal yang alami.

Alami? Lho, maksudnya?

Ya, karena pada dasarnya memang manusia ada di dunia ini tujuannya untuk “survive” atau bertahan. Bertahan dari panas, dingin, lapar, haus, dan sebagainya. Jadi, sudah lumrah kalau manusia tak ingin meninggalkan kondisi ketika mereka sudah merasa nyaman.

Namun, waktu terus berjalan dan berubah. Fakta yang ada di dunia menunjukkan bahwa sering kali kita harus melakukan perubahan agar bisa “survive” atau bertahan, bukannya diam mempertahankan apa yang telah kita miliki. Ini bisa kita lihat dari proses evolusi makhluk hidup.

Kalau Anda masih ingat pelajaran Biologi dahulu, jerapah sebenarnya memiliki leher yang pendek. Karena itulah, mereka kesulitan jika harus mengambil makanan yang berupa daun di pohon yang tinggi. Karena mereka perlu makanan untuk bisa bertahan hidup, mereka terus saja berusaha menggapai pohon yang tinggi itu dengan leher pendek mereka. Alhasil, leher jerapah menjadi panjang seperti sekarang karena proses evolusi yang mereka lalui.

Begitu pula manusia. Manusia perlu berubah untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dunia. Dalam proses perubahan, hal yang biasanya paling sulit diubah adalah pikiran, sikap, dan kebiasaan yang telah menjadi bagian dari identitas diri. Mungkin mengubah hal-hal lain di sekitar kita akan lebih mudah, tapi mengubah sesuatu yang sudah ”melekat” dalam diri kita akan lebih sulit.

Lalu bagaimana agar kita bisa mengubah sikap mental?

Tidak ada rahasia untuk pertanyaan tersebut. Jawabannya ada di kata perubahan itu sendiri. Kita harus memulai perubahan sedikit demi sedikit, sehingga tujuan atau gol kita bisa tercapai dengan lebih cepat.

Kalau Anda manusia, pasti Anda punya kebiasaan ( ya, iya lah). Kebiasaan tentunya bukanlah sesuatu yang bisa langsung kita miliki. Perlu waktu agar sesuatu bisa menjadi kebiasaan. Nah, begitu pula sebaliknya. Kebiasaan juga perlu waktu untuk bisa dihilangkan.

Seperti yang telah disampaikan tadi, mengubah kebiasaan bukanlah sesuatu yang mudah. Untuk memulainya, pertama-tama Anda perlu mengakui kesalahan dan kebiasaan buruk Anda. Setelah Anda mau mengakui kesalahan Anda, tanyakanlah pertanyaan ini:

‘Apakah saya akan menjadi lebih baik jika saya meninggalkannya?’

Ketika Anda ingin membuat komitmen untuk berubah, mulailah dengan satu langkah kecil. Jangan mengambil langkah pertama terlalu besar, dan jangan berharap agar Anda bisa berubah dalam semalam. Anda perlu melalui sebuah proses seperti halnya ketika Anda menginvestasikan waktu yang hasilnya tak bisa Anda dapatkan secara instan.

Jangan lupa juga untuk mencari feedback atau umpan balik. Anda tak perlu berjalan menuju perubahan sendiri. Anda bisa mendapatkan umpan balik dari teman, perpustakaan, atau dari internet.

Nah, di tahun baru 1430 Hijriah dan 2009 Masehi ini, mari kita menginstropeksi diri, semoga hari esok menjadi lebih baik, agar kita tidak menjadi orang-orang yang merugi, apalagi celaka, seperti kata Rasul,

” Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah orang yang beruntung. Barang siapa yang hari ini sama seperti hari kemarin, dialah orang yang merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka dialah orang yang celaka”