Hari raya Idul Adha baru saja usai. Walaupun demikian, tidak berarti bahwa hari itu lewat begitu saja. Ada berbagai hikmah yang terkandung di dalam perayaan tahunan itu. Selain dimaksudkan untuk mengingat pengorbanan Nabi Ibrahim, Idul Adha juga mengandung satu pelajaran untuk saling berbagi.

Lho, kok malah ngomongin Idul Adha? Katanya mau ngomongin Amerika?

Tenang, ada hubungannya kok :) Sebelumnya, saya ingin menyampaikan bahwa saya bukan pemuja Amerika, yang selalu melebih-lebihkan negara adidaya tersebut. Di sini, saya cuma ingin membahas negara Paman Sam itu dari segi positifnya, yang semoga saja bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita semua.

Jadi begini...

Saya yakin Anda tahu kalau Amerika Serikat adalah negara yang ekonominya kuat. Negara yang dahulu agraris ini, sekarang telah menjadi negara industri dengan berbagai bisnisnya yang hebat. Mengapa dunia bisnis di Amerika bisa begitu bergairah? Salah satu jawabannya adalah karena orang-orang kaya di sana suka berbagi.

Seperti halnya semangat berbagi saat Idul Adha atau Idul Fitri, mereka membantu orang-orang yang membutuhkan dengan harta mereka yang melimpah. Bedanya, bantuan mereka bukan hanya ”ikan” semata, melainkan berupa ”kail”. Anda tentu pernah mendengar nama-nama besar seperti Andrew Carnegie, keluarga Rockefeller, Warren Buffet, dan Henry Ford, bukan? Mereka adalah para pebisnis Amerika, dan mereka adalah para dermawan yang tak segan untuk membagikan harta mereka.

Mereka tidak hanya menyumbang uang pada orang yang membutuhkan, tapi mereka memberikan harta mereka pada sasaran yang tepat. Dalam buku American Life and Institutions dari Douglas K Stevenson halaman 66, dituliskan bahwa sebelum meninggal, orang-orang super kaya di Amerika menyumbangkan hartanya untuk badan amal, rumah sakit, universitas, perpustakaan, musium, dan berbagai yayasan pendidikan.

Bahkan, Andrew Carnegie pernah mengatakan bahwa meninggal dalam keadaan kaya adalah suatu hal yang memalukan. Selama hidupnya, Carnegie dikenal sebagai seorang philantrophist atau dermawan. Ia menyumbangkan ratusan juta dollar untuk kesejahteraan masyarakat Amerika, seperti misalnya pembangunan 2.800 perpustakaan gratis.

Itulah salah satu sebab mengapa Amerika bisa maju seperti sekarang. Orang-orang kaya tidak hanya mementingkan diri mereka sendiri, namun mereka berani berbagi dengan orang lain yang membutuhkan. Mereka berani memberikan sejumlah besar harta benda yang mereka dapatkan dengan susah payah selama bertahun-tahun.

Di Indonesia sendiri sebenarnya banyak orang kaya yang suka membagikan harta, namun sayangnya cara mereka kurang tepat. Saat hari raya, orang-orang miskin harus datang sendiri untuk antri demi mendapat uang yang jumlahnya mungkin tidak seberapa bagi kita. Semangat berbagi yang ada dalam Idul Adha maupun Idul Fitri sebaiknya tidak hanya diungkapkan saat hari raya itu saja. Kita sebaiknya bisa saling berbagi, baik dengan harta, tenaga, atau ilmu, kapan saja dengan cara yang tepat demi kemaslahatan seluruh umat manusia.