Mungkin Anda sering mendengar ”rumus” seperti ini:

Luck = Opportunity + Preparation ( Keberuntungan = Peluang + Persiapan)

Rumus tersebut menunjukkan bahwa seseorang baru bisa dikatakan beruntung jika ia menemukan suatu peluang, dan ia tidak hanya langsung ”menyambar” peluang tersebut, namun ia juga melakukan persiapan. Dalam artikel ini, saya hanya akan menekankan pada peluang.

Bagaimanakah seharusnya Anda melihat peluang? Ilustrasi mengenai peluang atau kesempatan bisa Anda lihat dalam buku klasik berjudul Acres of Diamonds tulisan Russell Conwell. Salah satunya adalah kisah tentang seorang petani bernama Ali Hafed.

Alkisah, zaman dahulu ada seorang petani kaya dari Persia bernama Ali Hafed. Suatu hari, ia bertemu dengan seorang pemuka agama Budha. Dalam perbincangannya dengan sang pemuka agama, ia mengetahui tentang adanya suatu benda yang sangat mahal harganya. Sang pemuka agama menceritakan bahwa benda tersebut adalah permata, yang dalam bahasa Inggrisnya adalah diamond.

Sang pemuka agama juga mengatakan bahwa jika Hafed memiliki permata, maka ia bisa memakmurkan anak cucu dan keturunannya. Karena tergiur dengan kekayaan yang bisa diberikan dari permata, maka Hafed memutuskan untuk mencarinya. Sang pemuka agama mengatakan bahwa ia harus mencari permata di sebuah sungai yang ada di antara pegunungan, dan sungai tersebut mengalir di atas pasir yang putih.

Hafed pun segera menjual ladangnya, dan ia pergi sambil membawa semua hartanya untuk mencari permata sampai ke Eropa. Namun, ia tak kunjung menemukan sungai yang dimaksud. Ia yang dahulu kaya, sekarang sudah tak punya apa-apa lagi. Karena Hafed sudah sangat putus asa, ia pun berakhir tragis dengan cara bunuh diri, menerjunkan diri ke sungai.

Sementara itu, orang yang membeli ladang dari Hafed sedang memberi minum onta di dekat ladang tersebut. Tak disangka, ia justru menemukan permata yang dicari-cari oleh Hafed! Belum lagi, ternyata permata itu tidak hanya satu...namun, tempat tersebut adalah tambang permata yang begitu besar!

Nah, kisah tersebut menunjukkan bahwa Hafed tidak melihat adanya peluang yang sebenarnya sangat dekat dengan dirinya sendiri. Ia tidak menemukan peluang karena ia tidak berusaha mencarinya di tempat tinggalnya sendiri. Ia justru memfokuskan diri untuk mencari permata di tempat yang begitu jauh.

Ilustrasi lain yang lebih sederhana bisa Anda lihat dalam eBook Keuangan Pribadi dari David Ciang. Buku tersebut memang mengungkapkan tentang panduan mengatur keuangan, tapi ada satu kisah menarik yang bisa Anda dapat.

Dalam salah satu babnya, Anda akan menemukan perumpamaan tentang Kijang biru. Jika Anda sedang berada di jalan raya, berapa jumlah Kijang berwarna biru yang bisa Anda temukan? Kalau Anda tidak berniat menghitung mobil biru tersebut dan hanya lewat saja, mungkin Anda hanya menemukan tiga mobil. Tapi, kalau Anda mencoba menghitungnya kembali, ternyata ada banyak mobil biru yang lewat.

Ilustrasi tersebut menunjukkan bahwa kita harus jeli melihat peluang. Kalau kita tidak jeli, bisa-bisa peluang lewat begitu saja.

Saya yakin Anda sering melihat iklan yang ada di internet. Karena Anda sering kali merasa terganggu oleh iklan, maka Anda menganggap bahwa iklan itu jelek. Promosi itu buruk. Padahal, jika Anda perhatikan, bisa jadi iklan atau promosi tersebut adalah peluang bagi Anda.

Misalnya saja, jika Anda mendapat email dari teman Anda, dan ia menawarkan sebuah eBook yang berjudul ”Rahasia Memasak Masakan Padang”, bisa jadi itu peluang bagi Anda untuk menjadi pengusaha restoran padang yang sukses

Namun semua tergantung dari diri Anda sendiri. Tidak semua iklan adalah peluang bagi Anda. Anda harus jeli melihat peluang mana yang sesuai dengan diri Anda. Sudahkah Anda melihat peluang?