The Compass: Di Mana Anda Berada Sekarang, Menuju Di Mana Anda Ingin Berada
Di bulan Februari 2009 ini, muncul lagi sebuah film yang bertemakan pengembangan diri berjudul The Compass. Hampir sama seperti film pendahulunya, The Secret, film karya John Spencer Ellis ini menjanjikan tuntunan bagi para penontonnya untuk bisa membuat perubahan dalam hidup. Film The Compass ini telah diputar perdana tanggal 8 Februari lalu di negeri asalnya, Amerika.
Sang pencipta sekaligus produser eksekutif The Compass, John Spencer Ellis, membuat film ini untuk mewujudkan salah satu ambisinya, yaitu untuk membantu orang lain membuat perubahan yang lebih besar dalam hidup mereka.
Sebelum ia membuat film ini, John telah membantu orang-orang di lebih dari 70 negara untuk mencapai hidup yang lebih baik dengan kelas-kelas fitness atau gaya hidup sehat ciptaannya. Ia juga menjabat sebagai CEO dari NESTA (National Exercise & Sports Trainers Association).
Di dalam film ini sendiri banyak terdapat para narasumber terkemuka, di antaranya adalah Brian Tracy, T. Harv Eker, Les Brown, Joe Vitale, dan tentunya John Spencer Ellis sendiri..
Sementara, tokoh utama dalam film ini adalah seorang pengembara, yang diperankan oleh John "Perk" Perkinson. John Perkinson sendiri pernah membintangi beberapa iklan televisi. Namun, pada tahun 2007, ia berubah haluan dengan membuat program pengembangan dirinya yang ia sebut sebagai FEVER (Focus, Energize, Visualize, Engage, and Rejoice).
Selain film, John Spencer Ellis juga meluncurkan sebuah novel dengan judul yang sama. Di dalam novel tersebut, diceritakan tentang kisah Jonathan, yang pergi meninggalkan rumah dan pekerjaannya untuk mengelilingi dunia. Di tengah perjalanan, Jonathan bertemu dengan berbagai macam karakter, yang kesemuanya mencerminkan hal-hal yang dialami oleh manusia dalam kehidupan.
Kisah seperti ini sejak zaman baheula juga sudah muncul, karena drama memang lahir dari pementasan yang diadakan di gereja-gereja, untuk memberi contoh, gambaran, dan tuntunan bagi orang-orang di kala itu.
Hal serupa kini dikemas kembali dalam format yang lebih modern, termasuk apa yang telah disuguhkan oleh The Compass.
Meski pesan yang disampaikan bagus, bagi Anda yang kontra terhadap The Secret dan film-film sejenis, tentu film ini tidak akan masuk dalam daftar tontonan Anda...hehe.
Kalau saya pribadi sih, tidak begitu antusias untuk film-film jenis ini. Saya juga belum menonton DVD The Secret yang heboh diperbincangkan itu. Saya lebih menyukai film non-dokumenter, namun ada pesan-pesan di baliknya yang bisa saya petik. Ya, ambil saja contoh seperti The Pursuit of Happyness, Dead Poet’s Society, Yes Man, atau bahkan film-film karya Adam Sandler
Sang pencipta sekaligus produser eksekutif The Compass, John Spencer Ellis, membuat film ini untuk mewujudkan salah satu ambisinya, yaitu untuk membantu orang lain membuat perubahan yang lebih besar dalam hidup mereka.
Sebelum ia membuat film ini, John telah membantu orang-orang di lebih dari 70 negara untuk mencapai hidup yang lebih baik dengan kelas-kelas fitness atau gaya hidup sehat ciptaannya. Ia juga menjabat sebagai CEO dari NESTA (National Exercise & Sports Trainers Association).
Di dalam film ini sendiri banyak terdapat para narasumber terkemuka, di antaranya adalah Brian Tracy, T. Harv Eker, Les Brown, Joe Vitale, dan tentunya John Spencer Ellis sendiri..
Sementara, tokoh utama dalam film ini adalah seorang pengembara, yang diperankan oleh John "Perk" Perkinson. John Perkinson sendiri pernah membintangi beberapa iklan televisi. Namun, pada tahun 2007, ia berubah haluan dengan membuat program pengembangan dirinya yang ia sebut sebagai FEVER (Focus, Energize, Visualize, Engage, and Rejoice).
Selain film, John Spencer Ellis juga meluncurkan sebuah novel dengan judul yang sama. Di dalam novel tersebut, diceritakan tentang kisah Jonathan, yang pergi meninggalkan rumah dan pekerjaannya untuk mengelilingi dunia. Di tengah perjalanan, Jonathan bertemu dengan berbagai macam karakter, yang kesemuanya mencerminkan hal-hal yang dialami oleh manusia dalam kehidupan.
Kisah seperti ini sejak zaman baheula juga sudah muncul, karena drama memang lahir dari pementasan yang diadakan di gereja-gereja, untuk memberi contoh, gambaran, dan tuntunan bagi orang-orang di kala itu.
Hal serupa kini dikemas kembali dalam format yang lebih modern, termasuk apa yang telah disuguhkan oleh The Compass.
Meski pesan yang disampaikan bagus, bagi Anda yang kontra terhadap The Secret dan film-film sejenis, tentu film ini tidak akan masuk dalam daftar tontonan Anda...hehe.
Kalau saya pribadi sih, tidak begitu antusias untuk film-film jenis ini. Saya juga belum menonton DVD The Secret yang heboh diperbincangkan itu. Saya lebih menyukai film non-dokumenter, namun ada pesan-pesan di baliknya yang bisa saya petik. Ya, ambil saja contoh seperti The Pursuit of Happyness, Dead Poet’s Society, Yes Man, atau bahkan film-film karya Adam Sandler
Sumber & Foto: thecompass.tv
2 Komentar
Jadi pengen nonton nih film ini.
BalasHapusElsa,
BalasHapusThanks banget info mengenai FILM baru ini. Mantap sekali! Suka banget cara kamu menuturkannya, very professional abiz!
Emang, yang satu ini always Dahsyat!
Btw, aku ada kirim email, ide kerja sama. Check that out yah!
Kus
kerjakeras.com
Ingin menambahkan sesuatu dari posting di atas? Ingin berdiskusi?
Semuanya dipersilakan, namun mohon maaf karena komentar dengan bahasa yang kurang layak ataupun spam tidak akan saya munculkan.
Mohon pengertiannya :-)