Nama PT. Pertamina (Perusahaan Tambang dan Minyak Negara) memang sudah akrab di telinga rakyat Indonesia. Perusahaan milik negara ini memang telah berperan banyak bagi kelangsungan hidup masyarakat Indonesia melalui berbagai program dan produknya.

Pertamina sendiri sudah banyak mengalami perubahan sejak pertama kali didirikan pada tanggal 10 Desember 1957.  Dahulu, pada awal-awal kemerdekaan sekitar tahun 1949, kita harus rela menghadapi perusahaan asing yang menguasai sumber daya minyak dan gas di Indonesia. Dua perusahaan besar, yaitu Royal Dutch/Shell dan Standard-Vacuum Oil Company (Stanvac) terus beroperasi di Indonesia sampai tahun 1951, hingga pada akhirnya Pertamina dibentuk pada tahun 1957 dengan nama awal Permina.

Tahun demi tahun berganti, dan Indonesia pun akhirnya bergabung menjadi anggota organisasi negara-negara pengekspor minyak atau OPEC di tahun 1962. Setelah itu, kemajuan-kemajuan terus dibuat oleh Permina, seperti pada tahun 1965 ketika Permina telah berhasil memiliki 9 ladang pengeboran minyak, dan menghasilkan 21,000 barel minyak per hari.

Dengan adanya kemajuan ini, maka pemerintah Indonesia memiliki keberanian, dan tidak ragu lagi untuk membeli seluruh aset dari Shell sebanyak USD 10 juta selama periode 5 tahun setelah 1966.

Perkembangan positif yang dialami oleh Pertamina ini tak lepas dari usaha keras mereka, yang kalau boleh bisa kita ungkapkan dengan kalimat “kerja keras adalah energi kita”. Pertamina mencoba memberikan yang terbaik dengan kerja keras mereka, yang diharapkan dapat memberikan energi bagi kita sebagai bangsa Indonesia untuk terus maju dan berkembang, karena Pertamina mengurusi “hajat hidup orang banyak”.

Pertamina  sendiri memiliki 6 tata nilai luhur dalam menjalankan usahanya, dan ini tentu kita harapkan untuk benar-benar diterapkan, bukan hanya hitam di atas putih saja:

1. Clean  (Bersih)

Pertamina menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas.

2. Competitive (Kompetitif)

Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional.

3. Confident (Percaya Diri)

Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa


4. Customer Focused (Fokus Pada Pelanggan)

Beorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.


5. Commercial (Komersial)

Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.

6. Capable (Berkemampuan)

Pertamina dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, juga berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan. 

Dengan adanya 6 tata nilai luhur tersebut, Pertamina nampaknya mampu menjalankan bisnisnya dengan cukup baik, sehingga survey yang dilakukan oleh Majalah SWA akhirnya memberikan ICSA (Indonesian Consumer Satisfaction Award) 2009 melalui produk Prima XP.

Selain tata nilai luhur, seperti halnya perusahaan-perusahaan lain, Pertamina juga memiliki tanggung jawab sosial (corporate social responsibility), di antaranya yaitu dengan pengembangan masyarakat (community development).

Community development ini adalah bentuk pertanggungjawaban Pertamina terhadap perkembangan masyarakat sekitar. Bentuk kontribusinya bermacam-macam, seperti pengembangan dalam bidang ekonomi, pendidikan (beasiswa), agama, kesehatan, transportasi, sosial, dan lingkungan.

Melihat kontribusi Pertamina sampai saat ini, dari hati saya yang paling dalam saya ingin mengucapkan semoga Pertamina benar-benar bisa membuat “kerja keras sebagai energi kita”, memberi kontribusi positif bagi kemanjuan bangsa, dan visinya untuk bisa menjadi perusahaan kelas dunia serta sebagai perusahaan panutan (role model) di Indonesia bisa tercapai