Bukan dari Mana Anda Berasal, Tapi Mau Ke Mana Anda NantiMungkin Anda sebelumnya pernah mendengar kata-kata bijak ini dalam bahasa Inggris, yang berbunyi:

“It doesn’t matter where you’re coming from; all that matters is where you’re going”

Ide menulis artikel ini sebenarnya timbul ketika saya membaca e-book dari Brian Tracy, yang berjudul Goals. Di sana, saya menemukan kata-kata bijak ini, dan saya langsung suka, sehingga saya menuliskannya di status Twitter saya

Saya juga pernah mendapat beberapa e-mail yang menanyakan tentang masa lalu. Intinya, orang yang mengirim e-mail tersebut merasa terhambat untuk menjalani kehidupan saat ini karena mereka dihantui oleh masa lalu mereka yang buruk.

Mungkin Anda juga pernah mengalaminya.

Mungkin Anda dahulu pernah melakukan suatu kesalahan yang membuat Anda sangat malu di depan umum, melakukan suatu hal yang “terlarang”, dan masa lalu lain yang mengganggu dan menghantui Anda, sampai-sampai Anda tak bisa melakukan apa yang harus Anda lakukan di saat sekarang.

Kata-kata bijak tadi bisa diterapkan dalam situasi seperti ini.

Tak masalah apa masa lalu Anda, apa yang penting adalah mau ke mana Anda sekarang. Masa lalu sudah lewat, dan tak akan bisa terulang lagi. Sekarang adalah saat bagi Anda untuk melangkah ke depan, menuju ke mana Anda akan pergi.

Kasus ini hampir sama dengan apa yang dialami oleh Frank O’dea, sang pengusaha kopi dari Kanada. Dahulunya, Frank adalah pecandu alkohol, dan sempat menjadi gelandangan dan pengemis setelah diusir oleh ayahnya karena sifat buruknya itu.

Tapi sekarang, Frank sudah berubah menjadi seorang pengusaha sukses, karena dia terus melangkah ke depan dan mengabaikan masa lalunya yang buruk itu. Kalau saja Frank terus dihantui oleh rasa bersalahnya karena menjadi pecandu alkohol dan rasa malunya karena pernah menjadi gelandangan, maka dia tak akan menjadi sukses seperti sekarang ini.

Khawatir akan masa lalu hanya akan menghambat diri Anda sendiri. Begitu juga dengan khawatir akan masa depan. Apa yang perlu Anda khawatirkan sebenarnya bukan masa lalu atau masa depan, tapi hari ini.

Saya tidak ingin mengatakan bahwa kita harus khawatir...lho.

Maksudnya, apa yang perlu kita fokuskan adalah hari ini, bukan masa lalu ataupun masa depan. Sebab, seperti yang tertulis dalam e-book “Berpikir Benar, Berpikir Positif”, masa lalu sudah berlalu, dan masa depan belum datang. Kita hanya punya saat ini, “the present” atau hadiah dari Allah SWT.

Selain masa lalu, masalah kekurangan dan keterbatasan juga bisa diterapkan untuk kata-kata bijak tadi.

Ada banyak orang yang merasa bahwa mereka tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk mewujudkan cita-cita mereka. Apakah karena latar belakang yang berasal dari keluarga kurang mampu, kekurangan dan keterbatasan fisik, karena lahir di negara miskin, dan lain-lain.

Pada dasarnya, Allah memberi semacam ujian pada semua ciptaannya. Ada yang diuji dengan kekurangan finansial, ada yang diuji dengan keterbatasan fisik, atau bahkan diuji dengan kelebihan harta, jabatan, dan lain-lain.

Jadi, ini ujian itu normal.

Jika Anda berpikir bahwa orang kaya lebih mudah cobaannya daripada orang miskin, coba Anda pertimbangkan lagi.

Saya ingat kata-kata dari Eni Kusuma, seorang mantan TKW yang kini telah sukses, ketika seseorang mengatakan bahwa dia beruntung karena dahulu dia adalah seorang pembantu. Sebab, kalau dahulu dia tidak menderita seperti itu, mungkin dia tidak akan sesukses dan seterkenal sekarang.

Menganggapi hal tersebut, Eni menjawab yang intinya adalah bahwa semua itu ujian. Orang miskin yang menjadi sukses itu hebat karena dia bisa mengalahkan segala kekurangannya. Orang kaya yang sekarang makin kaya juga hebat, karena dia bisa menjaga kekayaannya di jalan yang benar, bukannya menghamburkannya.

Sekali lagi, masalahnya bukan dari mana Anda berasal, tapi mau ke mana Anda nanti.

Coba saja lihat Abraham Lincoln, yang hanya berasal dari keluarga petani miskin. Namun, akhirnya dia berhasil menjadi presiden Amerika Serikat dan sekaligus menjadi salah satu orang yang berpengaruh di dunia ini.

Atau mungkin Habibie Afsyah, yang meskipun memiliki keterbatasan fisik, bisa sukses berbisnis internet dan menerbitkan bukunya sendiri yang berjudul “Kekuranganku adalah Kelebihanku”. Di tambah lagi dengan Ramaditya Adikara, yang meskipun buta tapi bisa ngeblog dan juga menulis buku berjudul “Blind Power”.

Mau ke mana Anda nanti?

Jangan terhalang oleh masa lalu maupun keterbatasan. Tetapkan tujuan atau sasaran hidup Anda, dan teruslah melangkah ke depan.

Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai penetapan tujuan atau goal setting, saya merekomendasikan e-book gratis dari Brian Tracy berjudul Goals.

Caranya? Tinggal klik BrianTracy.Com, dan mendaftarlah di keanggotaan newsletternya secara gratis. Setelah itu, Anda langsung bisa mendownload e-book tersebut.