Ini adalah kPushing To The Front: Pelajaran Sukses Orison Swett Marden #4 - 6elanjutan dari artikel sebelumnya tentang Pushing To The Front. Pelajaran 4-6 untuk mencapai kesuksesan adalah:

4. Tak Dimanjakan Kemewahan

Tidak hanya di Indonesia, di negara-negara lain, termasuk Amerika, kota-kota besar selalu dipenuhi oleh orang-orang yang datang dari desa untuk mengubah hidup.

Meski tidak semua, kebanyakan dari orang-orang hebat di dunia tidak berawal dari kemewahan. Mereka pada umumnya datang dari kesederhanaan dan keterbatasan, namun pada akhirnya berhasil mengalahkan semua itu dengan pengorbanan dan kedisiplinan.

Misalnya, Abraham Lincoln dahulunya tinggal di pedesaan yang memiliki akses terbatas untuk perpustakaan dan sarana-prasarana lain. Orison mengatakan bahwa seandainya Lincoln lahir di antara perpustakaan-perpustakaan besar, maka ia tak akan memiliki rasa “lapar” akan buku-buku, dan tak akan rela berkorban untuk berjalan 32 km untuk meminjam buku karangan Blackstone berjudul “Commentaries”, dan membaca 100 halaman sepanjang perjalannya pulang.

Memang bukan berarti bahwa dilahirkan dan tinggal di tempat yang serba berkecukupan itu tidak bagus, tapi di sini apa yang Orison tekankan adalah “penempaan” yang dialami oleh orang-orang dari kalangan sederhana. Artinya, mereka tidak dimanjakan oleh kemewahan, yang justru membuat mereka malas.

Coba bayangkan, sementara anak-anak di Papua atau di daerah pelosok lain rela berjalan kaki dan menyeberangi sungai demi mendapat pendidikan di sekolah, banyak anak-anak di kota yang justru malas berangkat sekolah, padahal sekolah mereka tidak jauh.

5. Peluang Di Mana Anda Berada

"Kita melihat terlalu jauh untuk hal-hal yang dekat."

Suatu ketika, seorang profesor bernama Agassiz bercerita pada mahasiswa-mahasiswa di Harvard tentang seorang petani yang memiliki tanah luas namun tak menguntungkan, sehingga ia memutuskan untuk menjualnya dan beralih ke bisnis baru yang lebih menguntungkan. Ia kemudian terjun ke bisnis perminyakan, dan ia mempelajari semua hal yang berhubungan dengannya. Ia menjual tanahnya seharga $200, dan mulai mengurus bisnis barunya yang berjarak 320 km jauhnya. Hanya beberapa saat setelah tanah tersebut terjual, sang pemilik baru menemukan tambang minyak besar yang sebelumnya diabaikan oleh pemilik lama.

Ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh R.W Emerson,

”Dunia bukan lagi tanah lihat, tapi besi di tangan orang yang mengerjakannya, dan orang harus mencari tempat mereka sendiri dengan memukulkan palu mereka dengan pukulan yang konsisten dan kuat.

6. Kemungkinan di Waktu Luang

“Aku menyia-nyiakan waktu, dan sekarang waktu menyia-nyiakanku.”
—William Shakespeare

Dr. Mason Good menerjemahkan "Lucretius" sementara dalam perjalanan mengunjungi pasiennya di London. Dr. Darwin menulis kebanyakan bukunya dengan menuliskan pikirannya di kertas di manapun ia berada. James Watt belajar kimia dan matematika di sela-sela waktu bekerjanya. Dr. Burney belajar bahasa Italia dan Perancis sementara ia menunggang kuda. Nyonya Somerville mempelajari botani dan astronomi serta menulis buku, sementara tetangganya bergosip dan menganggur.

Dalam bahasa Inggris, menghabiskan waktu diistilahkan dengan “kill time”, atau membunuh waktu. Karena itu, Orison berpesan,

“Beware how you kill time, for all your future lives in it.” Berhati-hatilah dalam menggunakan waktu Anda, karena masa depan Anda ada di dalamnya.

Kalau Anda sudah “membunuh” waktu, maka masa depan Anda bisa hilang. Investasikanlah waktu Anda untuk masa depan.


Bersambung..


Gambar: www.ict4lt.org