Pushing to the Front: Pelajaran Sukses Orison Swett Marden #10-#12(Lanjutan Pelajaran Sukses Orison Swett Marden #7-#9)


10. Karir Apa?

Dunia tidak menuntut Anda agar menjadi pengacara, menteri, dokter, petani, ilmuwan, atau pedagang. Dunia tidak mendikte apa yang harus Anda lakukan, tapi Anda perlu menjadi seorang ahli dalam apapun yang Anda lakukan.

Apapun yang Anda lakukan dalam hidup, berbuatlah lebih besar dari panggilan. Kebanyakan orang memandang pekerjaan atau panggilan hanya sebagai cara untuk mencari uang.

Orison mengatakan bahwa jika seseorang memilih suatu profesi hanya karena kakeknya memiliki nama besar di bidang tersebut, atau ibunya ingin ia menjadi seperti itu, tanpa cinta atau kemampuan menyesuaikan diri, maka akan jauh lebih baik baginya menjadi tukang reparasi motor atau mobil yang menghasilkan $1.75 (Rp16.000) per hari.

11. Memilih Pekerjaan

Cara apa untuk mengetahui profesi yang cocok buat Anda?

Orison memberi contoh sebuah semboyan dari Norwegia, yang artinya:

“Give thyself wholly to thy fellow-men; they will give thee back soon enough."
Dari semboyan tersebut, bisa disimpulkan bahwa jika Anda memberi orang lain apa yang benar-benar Anda bisa; maka mereka akan memberi Anda kembali.

Jadi pertanyaannya adalah,

Apa yang akan Anda lakukan pada keahlian yang Anda miliki, agar bisa memberi manfaat sebesar-besarnya pada orang lain?

Semboyan tadi memang bagus, tapi saya tidak sependapat akan kata-kata “soon enough”.

Sebab, selain Law of Attraction (Hukum Tarik Menarik), ada yang dinamakan Law of Germination (germination = pertumbuhan). Jadi, semua yang Anda lakukan seperti halnya tanaman. Anda perlu waktu untuk bisa merasakan hasil dari apa yang Anda tanam, dan semua itu tergantung pada energi yang Anda berikan pada apa yang Anda lakukan.

12. Konsentrasi / Fokus

“Ada terlalu banyak orang seperti teman Douglas Jerrold (seorang sastrawan), yang bisa bercakap-cakap dalam 24 bahasa, tapi tak memiliki ide untuk diungkapkan dalam satu bahasa pun.”

Perbedaan besar antara orang yang sukses dan orang yang gagal tidak tergantung dari seberapa keras mereka bekerja, melainkan oleh seberapa cerdas kerja mereka. Seperti kutipan di atas, tak ada gunanya jika Anda menguasai 24 bahasa, namun tak ada satu ide untuk diungkapkan dalam satu bahasa pun. Akan jauh lebih baik lagi bila Anda hanya menguasai dua bahasa, namun memiliki ide melimpah untuk diungkapkan dalam keduanya.

Orang yang hanya bisa melakukan satu hal, meski hanya tahu bagaimana menumbuhkan bunga, dan bisa melakukannya lebih baik daripada siapapun, berhak mendapatkan mahkota.