Poster Hammersonic Festival 2013


Saya sebelumnya menulis tentang keajaiban / mukjizat / miracle, yang isinya pada intinya adalah keajaiban itu sebenarnya ada di mana-mana. Tidak harus keajaiban besar seperti lolos dari maut, atau menang undian milyaran rupiah, atau hal-hal besar lain.

Seperti kata Joe Vitale,

Miracles come in small packages

Tuhan sebenarnya mendatangkan keajaiban bagi hamba-Nya dalam paket-paket kecil di dalam hidup. Tinggal manusia-nya bisa melihatnya dan bersyukur atau tidak.

Nah, tanggal 27 April 2013 kemarin benar-benar keajaiban luar biasa bagi saya.

Mengapa?

Karena Allah telah berbaik hati sekali kepada saya. Pertama, permintaan saya mengikuti sebuah event festival musik metal kelas internasional telah terwujud, dan kedua permintaan saya menyaksikan band symphonic metal Epica (ditambah bonus band-band kelas dunia lain) juga telah terwujud.

Saya memang sudah meminta kedua hal tersebut dari dahulu, eh kemarin dikabulkan :-)

Yah, mungkin bagi Anda kedua hal tersebut tidak berarti. Tapi tentu setiap individu mengartikan sesuatu dengan caranya sendiri.

Waktu itu saya hanya menghadiri Hammersonic di hari pertama saja, 27 April 2013 meski sebenarnya masih ada hari kedua tanggal 28 berikutnya. Dalam kesempatan tersebut, saya hanya melihat 5 band metal internasional, yaitu Hour of Penance (Italia), Dying Fetus (USA), Lock Up (UK), Epica (Belanda), dan juga Obituary (USA).

Epica di hadapan penonton Hammersonic 2013

Sebetulnya masih ada satu DJ (metal set oleh Indra7) di akhir acara, tetapi banyak penonton ,termasuk saya, sudah mulai pulang.

Bagi orang awam, mungkin jika memikirkan konser musik metal yang ada di kepala adalah kerusuhan, pesta narkoba, dan lain-lain.

Kenyataannya?

Tidak demikian di Hammersonic 2013. Atau setidaknya itulah yang saya lihat.

Selain itu, penggemar musik metal juga tidak seperti musik Jazz yang biasanya dinikmati kalangan atas saja, tetapi bisa juga dari berbagai kalangan, dari bawah sampai atas, termasuk pejabat dan entrepreneur sukses.

Contohnya?

Ya Joko Widodo dan Tim Ferris (entrepreneur, penulis buku 4-Hour Work Week, 4-Hour Body, 4-Hour Chef) meski ia juga suka berbagai jenis musik lain. Ini buktinya:

Joko Widodo Metal

salah satu playlist Tim Ferris untuk memicu kreativitas


Memang tidak dipungkiri bahwa ada beberapa sponsor minuman beralkohol yang haram bagi umat Muslim, jadi event seperti ini juga merupakan sebuah ujian iman. Apa lagi jika penonton, terutama Muslim yang musafir, apakah masih bisa menjaga sholat 5 waktu-nya atau justru lebih mementingkan konser.

Tetapi pihak panitia tentu sudah mengerti akan hal ini. Mereka telah menyediakan fasilitas mushola bagi Muslim yang ingin beribadah (meski saya tidak pakai, karena baru berangkat ke lokasi ba’da isya), dan juga mengadakan waktu istirahat Maghrib.

Peta Ecopark, Ancol untuk Hammersonic 2013

Bagi penonton Muslim yang berdatangan dari luar Jakarta juga tentunya diuji ketika dalam perjalanan, saat waktu sholat tiba apakah akan berhenti sejenak atau meluangkan waktu untuk beribadah.

Kebetulan saya menggunakan pesawat terbang, dan jarak penerbangan juga dekat (Jakarta-Semarang), jadi bagi saya masih ada waktu untuk sholat di mushola ruang tunggu bandara.

Ketika selesai event Hammersonic hari pertama, saya pun meluncur ke bandara dan sholat subuh di mushola ruang tunggu. Waktu itu saya ambil penerbangan pukul 05.15 WIB yang boarding pada pukul 04.35 WIB.

Meski agak khawatir kalau saja ketinggalan pesawat, dan sempat terlintas bisikan syaitan yang terkutuk untuk tidak sholat subuh, di pikiran saya kemudian terlintas keajaiban tadi.

Saya pikir,

“Allah sudah berbaik hati pada saya, masak saya mesti khawatir ketinggalan pesawat. Lebih baik ketinggalan pesawat daripada ketinggalan sholat subuh.”

Toh lagipula hari pertama Hammersonic sudah selesai….hehehe.

Ini juga karena saya ingat cerita Jerry D. Gray, ustadz yang mantan U.S. air force, di sebuah acara televisi bahwa orang di Mekah lebih mementingkan ibadah daripada harta benda. Mereka tutup toko mereka ketika waktu sholat tiba.

Ketika di Arab Saudi ia ingin membeli emas untuk ibunya tetapi tidak ada penjaga tokonya, ia menunggu di luar karena takut dituduh pencuri dan tangannya dipotong. Tetapi ketika sang pemilik toko datang, ia justru mengatakan bahwa semua harta itu adalah milik Allah, bukan milik-Nya. Sang penjual emas juga justru mengatakan untuk masuk dan mengambil emas tersebut karena mungkin ia lebih membutuhkan daripada dirinya sendiri.

Tetapi saya masih berpikir mengapa pemilik toko itu tidak ber-ikhitiar dengan mengunci pintu terlebih dahulu, baru kemudian ber-tawakkal atau menyerahkan semuanya pada Allah.

Well…saya masih belum mengerti….mungkin ada yang bisa membantu saya? hehehe

Ya sudah, akhirnya saya menuju mushola dan sholat berjamaah dengan beberapa penumpang, dengan diimami mas-mas petugas kebersihan di sana (yang bacaannya bagus sekali). Ketika selesai, ya ternyata Alhamdulillah pesawat sudah ada tetapi belum boarding.

Jadi saya pulang dengan rasa senang super senang karena konsernya crazy awesome :-)

Setelah event tersebut saya menjadi semakin diingatkan akan betapa banyaknya nikmat Allah yang sering kali saya dustakan dengan tidak mensyukurinya.

Oh ya, ini ada dua video dari Hammersonic 2013. Ini bukan punya saya, sebenarnya saya juga merekam tapi bodohnya saya rekamannya belum di-save...hehehe: