Klik untuk melihat video
Klik untuk melihat video


Hidup itu mudah, kenapa dibuat susah?

Itulah kata Jon Jandai, seorang petani sekaligus pendiri Pun Pun, sebuah lokasi pertanian organik dan pusat pendidikan di Thailand.

Dunia nampaknya penuh dengan persaingan. Hidup seakan-akan haruslah berlomba-lomba dan bersaing dengan yang lain.

Ya, memang ada seruan untuk fastabiqul khairat yang diterjemahkan menjadi "berlomba-lomba dalam kebajikan" atau bergegas dalam kebaikan, tanpa menunda-nunda.

Tapi kalau direnungi, sebenarnya bukan "berlomba" seperti yang biasa dilakukan di dunia, karena dalam perlombaan seperti olimpiade misalnya, hanya ada tiga pemenang saja yang mendapat emas, perak, dan perunggu.

Sementara hidup tidaklah demikian.

Di dunia, yang kelihatan sebagai kebajikan bisa jadi sebenarnya buruk, yang kelihatan buruk bisa jadi sebenarnya kebajikan. Yang kelihatannya sedikit bisa jadi sebenarnya banyak, yang kelihatan banyak bisa jadi sebenarnya sedikit, seperti misalnya yang bersedekah Rp 100,000 bisa jadi lebih baik dari yang bersedekah Rp 100 juta.

Karena keterbatasan kita sebagai manusia, kita cenderung melihat yang bisa dilihat oleh mata saja, dan timbullah persaingan dalam memiliki atau menjadi "lebih" dari orang lain, yang akhirnya justru membuat kita merasa bahwa hidup itu susah.

Jadi jikalau Anda sedang merasa stres, frustasi, depresi, putus asa, atau lelah menghadapi hidup, ada baiknya Anda melihat presentasi TEDx dari Jon Jandai ini.