Kalau kita membaca atau menonton berita di media, pasti yang sering kita temukan adalah kisah-kisah anak muda yang sukses mendapat banyak uang dari berbisnis di usia awal 20an, atau bahkan di usia remaja.

Bahkan, daftar-daftar yang ada di majalah ternama Forbes-pun punya judul seperti "30 Under 30", yang isinya orang-orang muda yang telah mencapai banyak prestasi dan berhasil secara finansial sebelum mencapai 30 tahun.

Hmm...hal-hal seperti ini tentu membuat kita yang sudah melebihi usia itu menjadi merasa sudah "terlambat" sehingga tak termotivasi lagi untuk melakukan sesuatu.

Inilah masalahnya jika kita terlalu banyak mengkonsumsi media, yang tentu saja agar mendapat banyak pemirsa dan pengiklan, mereka menampilkan kisah-kisah yang fantastis, yang menarik banyak perhatian.

Padahal, kenyataannya tidak ada kata terlambat.

Banyak cerita orang-orang yang memulai lagi di usia 30, 40, 50, 60, dan seterusnya.

Salah satu contohnya adalah seorang pria bernama Paul Tasner, yang memulai bisnis lagi di usia 66 tahun setelah dipecat dari pekerjaannya.

Paul Tasner, ketika berbagi kisahnya mulai lagi di usia 60-an 
setelah dipecat, di acara TED Talk tahun 2017

Sebelumnya, Paul bekerja sebagai direktur operasi di sebuah perusahaan produk konsumen di San Franscisco. Namun, di tahun 2009, ketika usianya 64 tahun, ia dipecat dari pekerjaannya itu.

Karirnya di mana ia telah bekerja selama lebih dari 40 tahun untuk berbagai perusahaan, besar maupun kecil, telah usai. 

Namun karena Paul telah memiliki jaringan, latar belakang, dan reputasi yang baik, ia berpikir tak akan ada masalah. Pensiun bukanlah pilihan baginya.

Setelah dipecat, selama beberapa tahun berikutnya ia menjalankan usaha konsultasi, meskipun ia tak punya passion atau gairah sama sekali dalam bidang itu.

Sampai suatu hari, ia mendapat ide yang datang dari masalah-masalah yang ada terkait lingkungan. Paul kemudian memutuskan untuk memulai bisnis sendiri dalam bidang itu, yaitu mendesain dan memproduksi packaging produk yang bisa diurai (biodegradable) yang dibuat dari limbah.

Selain bisa memberi keuntungan, bisnis yang ramah lingkungan ini terasa sangat bermakna bagi Paul, karena ia bisa membantu mengurangi sampah bungkus plastik yang dibuang dan mencemari lingkungan tiap harinya.

Jadi, akhirnya di usia 66 tahun, dengan 40 tahun pengalaman kerja, ia menjadi entrepreneur untuk pertama kalinya.

Tentu ini tidak mudah.

Ia menghadapi banyak masalah, seperti dalam bidang produksi, outsourcing, hak paten, pendanaan, kerja sama, dan sebagainya. Terutama masalah pendanaan, karena Paul tinggal di San Francisco, ia mendapat banyak saingan dari pebisnis-pebisnis yang masih sangat muda yang mahir di bidang teknologi.

Meski demikian, Paul tetap lanjut dengan usahanya, dan akhirnya pemasukan bisnisnya terus meningkat setiap tahun. Ia bahkan telah mendapat berbagai penghargaan untuk manfaat yang telah diberikan perusahaanya terhadap lingkungan.

Paul berkata bahwa ketika ia mulai lagi di usia 60-an, ia tak punya contoh atau panutan. Seperti yang telah kita bahas tadi, kebanyakan kisah yang dibahas di media adalah kisah anak-anak muda, bukan orang-orang tua seperti Paul.

Karena itu, Paul pun ingin berbagi dan menunjukkan bahwa banyak orang yang tidak menjadi pebisnis sampai mereka mencapai usia lansia atau senior.

Paul tidak suka dengan konsep dalam masyarakat di mana ketika kita mencapai usia tertentu, maka idealnya kita hidup enak, atau hanya menjaga cucu setiap hari. Tentu saja terserah setiap individu untuk melakukan itu semua, itu bukan masalah, tetapi menurut saya ekspektasi "keidealan" itulah yang perlu dihilangkan karena setiap orang berbeda-beda.

Apalagi seiring meningkatknya harapan hidup, usia 60 nampaknya tidak terlalu tua untuk memulai lagi. Ditambah lagi dengan statistik di Amerika Serikat, yang semoga hampir sama di Indonesia, yang menunjukkan bahwa usaha atau bisnis yang dilakukan oleh orang-orang yang lebih tua memiliki 70% tingkat keberhasilan karena mereka sudah punya pengalaman.

Menyaingi daftar Forbes "30 Under 30", Paul berharap istilah "70 Over 70" juga umum didengar di masyarakat dan media kita.

Dalam komentar yang ada di bawah video TED Talknya, banyak juga pengalaman-pengalaman inspiratif dari mereka yang memulai lagi di usia yang tidak muda, seperti:



"Saya juga mulai bisnis sendiri setelah 40 tahun bekerja untuk orang lain. Di usia 60, saya risikokan semua dan memakai tabungan untuk mulai autodotbiography, sebuah sistem online yang mempermudah siapapun membuat buku yang ditulis dengan indah dan dan kaya ilustrasi tentang cerita hidup mereka untuk keluarga mereka. Adalah kegembiraan dan keistimewaan untuk menjalankan bisnis saya."

Ada juga yang berkomentar seperti ini:





"Cerita yang bagus! Saya dipecat dari sebuah pekerjaan beberapa bulan lalu dan saya tak mau kembali lagi. Saya 46 tahun dan memulai dua bisnis dalam tahap rintisan. Ini sulit tapi saya TIDAK mau memberi hidup saya untuk seorang bos."


Ada lagi yang berkata bahwa kisahnya menginspirasi:



"Terima kasih telah melakukan pembicaraan ini. Pikiran mendekati usia 50-an, 60-an, dan 70-an menakutkan bagi kebanyakan dari kita. Kita tidak hanya takut menjadi tua, kita juga takut kehilangan pekerjaan karena kita sudah tua. Meskipun kita sudah tua, kita masih harus stabil secara finansial dan mempertahankan hidup kita sendiri sampai kita tiada. Ini memberi harapan."

Bagaimana, terinspriasi?

Berapapun usia Anda, jika Anda ingin mulai bisnis sendiri dan bekerja dari rumah, terutama di saat-saat pandemi seperti sekarang ini, saya sarankan belajar dari kursus Search Engine Domination dari Mulia Primanta, di mana Anda bisa belajar berjualan apapun, baik produk fisik maupun digital, melalui Google Ads yang bisa dilakukan dari rumah.

Silakan download gratis laporan PDF-nya dengan klik gambar di bawah ini:

Panduan Kursus Kerja Dari Rumah