Einzelganger - Bagaimana Mengurangi Khawatir Akan Masalah Keuangan
Yang tak tergolong miskin, banyak juga yang punya masalah takut miskin, karena kondisi yang serba tidak menentu.
Nah, untuk mengurangi rasa khawatir kita akan masalah keuangan atau finansial, satu channel YouTube populer yaitu Einzelganger menyarankan kita untuk melihat filosofi Stoik (Stoicism).
Memang ini tak menjadi cara untuk memecahkan masalah keuangan pribadi atau keluarga kita, tapi paling tidak ini bisa mengubah sudut pandang kita dalam hidup, sehingga kita bisa bertindak dengan lebih baik.
Dalam videonya yang berjudul "How To Worry Less About Money" channel populer Einzelganger memberikan tips-tips berikut untuk mengurangi kekhawatiran dalam menghadapi masalah keuangan:
1. Kembali Ke Kebutuhan Mendasar
Ada beberapa hal yang menurut mereka jauh lebih berharga dari uang:
Waktu, serta kemampuan untuk memilih dan bertindak.
Tentu saja, siapa sih yang tidak mau kaya? Pasti menyenangkan, tapi kenyataannya kekayaan tidak bisa kita kendalikan, ada banyak faktor yang menentukan. Lagi pula, kekayaan tidaklah mutlak harus diperlukan dalam mencapai kebahagiaan.
Waktu, serta kemampuan untuk memilih dan bertindak.
Tentu saja, siapa sih yang tidak mau kaya? Pasti menyenangkan, tapi kenyataannya kekayaan tidak bisa kita kendalikan, ada banyak faktor yang menentukan. Lagi pula, kekayaan tidaklah mutlak harus diperlukan dalam mencapai kebahagiaan.
Untuk bisa bertahan hidup, kita hanya perlu makan dan tempat tinggal. Bahkan di daerah-daerah miskin di dunia, kebutuhan ini masih bisa terpenuhi bagi mayoritas orang.
Jika kita bisa punya smartphone dan akses ke media sosial atau YouTube, kemungkinan kita sudah bisa memenuhi kebutuhan dasar.
Namun, masalahnya biasanya kebutuhan dasar saja tidak cukup.
Untuk mengatasi masalah ini, Einzelganger menyarankan agar kita bertanya pada diri sendiri:
Kenapa kita begitu terikat pada pendapatan kita sekarang?
Apa yang tak bisa kita lakukan, paling tidak untuk sementara, dengan lebih sedikit uang?
Namun, masalahnya biasanya kebutuhan dasar saja tidak cukup.
Untuk mengatasi masalah ini, Einzelganger menyarankan agar kita bertanya pada diri sendiri:
Kenapa kita begitu terikat pada pendapatan kita sekarang?
Apa yang tak bisa kita lakukan, paling tidak untuk sementara, dengan lebih sedikit uang?
Apakah ini hanya karena kita ingin bersaing dengan tetangga?
Apa kita punya lingkaran sosial yang menekankan kepentingan status?
Atau mungkin kita takut kehilangan pasangan jika tak bisa menjaga kekayaan?
Apa kita punya lingkaran sosial yang menekankan kepentingan status?
Atau mungkin kita takut kehilangan pasangan jika tak bisa menjaga kekayaan?
Mengenai hal ini, Seneca punya kata bijak:
"Kesetiaan yang dibeli dengan uang, dapat dihancurkan oleh uang."
"Kesetiaan yang dibeli dengan uang, dapat dihancurkan oleh uang."
Seneca juga pernah berkata bahwa kita bisa punya masalah "kemiskinan khayal". Contohnya, orang bisa saja kaya, namun karena tetangga mereka lebih kaya, maka mereka justru merasa miskin dalam pikiran mereka.
Menurut filosofi Stoik, status itu bagus, namun kita harus bersedia melupakannya, jika memang itu yang harus kita bayar untuk mendapatkan ketenangan.
2. Fokus Pada Apa Yang Bisa Kita Ubah
Seberapa besarnya rasa khawatir kita, tak akan bisa mengubah dunia.
Ada yang berkata, khawatir itu seperti kursi goyang. Membuat kita sibuk, padahal tidak membawa kita ke mana-mana.
Kita punya rasa khawatir kehilangan uang.
Kita punya rasa khawatir kehilangan uang.
Dalam videonya Einzelganger mengatakan, kehilangan uang pada kenyataannya tak membuat kemampuan kita untuk bertindak hilang.
Bertindak bukan di masa lalu atau masa depan, tapi di saat ini.
Karena itulah khawatir justru bisa memperburuk masalah keuangan keluarga kita.
Jadi, bukannya terus khawatir akan masalah, dalam filosofi Stoik kita perlu fokus pada apa yang bisa kita lakukan dan ubah sekarang.
3. Minta Bantuan
Di media sosial saat ini, banyak orang mengkampanyekan "we're all in this together".
Kita sama-sama menghadapi kondisi ini (krisis COVID-19).
Manusia memang punya intuisi untuk saling membantu, karena hanya dengan begitu kita bisa bertahan sebagai spesies.
Karena itulah alam memberi kita insentif berupa rasa bahagia jika kita bisa membantu orang lain, sehingga kita akan terus melakukannya.
Marcus Aurelius berkata bahwa kita tak boleh takut untuk saling minta pertolongan atau bantuan.
Kita perlu mengingat kata bijaknya berikut:
Manusia memang punya intuisi untuk saling membantu, karena hanya dengan begitu kita bisa bertahan sebagai spesies.
Karena itulah alam memberi kita insentif berupa rasa bahagia jika kita bisa membantu orang lain, sehingga kita akan terus melakukannya.
Marcus Aurelius berkata bahwa kita tak boleh takut untuk saling minta pertolongan atau bantuan.
Kita perlu mengingat kata bijaknya berikut:
“Jangan malu karena butuh bantuan. Seperti seorang prajurit yang menyerbu sebuah tembok, kau punya misi untuk dicapai. Dan jika kau terluka dan kau perlu kawan untuk menarikmu? Memang kenapa?"
Di alam semesta ini, kita semua sebenarnya saling terhubung. Kita adalah bagian alam semesta.
Baca juga: Tom Chi, Kita Semua Saling Terhubung
Kita tergantung pada oksigen yang kita hirup, orang-orang yang mengambil sampah di jalan, dan seterusnya.
Di alam semesta ini, kita semua sebenarnya saling terhubung. Kita adalah bagian alam semesta.
Baca juga: Tom Chi, Kita Semua Saling Terhubung
Kita tergantung pada oksigen yang kita hirup, orang-orang yang mengambil sampah di jalan, dan seterusnya.
Karena itulah, filosofi Stoik menganjurkan untuk meminta bantuan, karena tidak meminta bantuan di dunia yang saling terhubung adalah kegilaan.
4. Mengingat Bahwa Kita Tak Sendiri
Orang kaya pun bisa punya masalah keuangan. Apakah kita tinggal di negara kaya atau miskin, akan ada kemungkinan kita kehilangan harta.
Inilah yang menakut-nakuti orang.
Ketakutan terbesar bagi mereka yang kaya adalah kehilangan semuanya.
Seneca sendiri sebenarnya waktu itu adalah orang yang kaya, dan ia sadar bahwa ada beban berat yang dimiliki oleh orang yang kaya harta, yaitu kehilangan semua yang mereka punya.
Namun, sebagai seorang Stoik, ia tak takut miskin. Ia punya kata bijak yang kira-kira bunyinya seperti berikut:
“Jika aku menjadi orang yang miskin, maka aku hanya akan menjadi satu di antara banyak orang miskin.”
Wah, sulit untuk dipraktikkan 😁
Tapi memang, jika kita punya masalah keuangan keluarga atau pribadi, kita tidak sendirian. Banyak orang punya masalah yang sama, baik itu orang kaya atau miskin.
Mungkin hal inilah yang bisa memberi kita sedikit ketenangan: kita mungkin bisa kehilangan kekayaan, tapi kita akan berbagi beban dengan jiwa-jiwa lain.
Tapi memang, jika kita punya masalah keuangan keluarga atau pribadi, kita tidak sendirian. Banyak orang punya masalah yang sama, baik itu orang kaya atau miskin.
Mungkin hal inilah yang bisa memberi kita sedikit ketenangan: kita mungkin bisa kehilangan kekayaan, tapi kita akan berbagi beban dengan jiwa-jiwa lain.
5. Mengutamakan Ketenangan
Einzelganger dalam videonya menyebutkan filsuf Stoik yaitu Epictetus pernah berkata bahwa ketenangan pikiran kita jauh lebih penting daripada masalah-masalah di luar.
Ini tak berarti bahwa kita tak perlu mengubah kondisi keuangan kita, namun ini hanya berarti bahwa dari sudut pandang filosofi Stoik, kita harus menetapkan prioritas kita.
Kita bisa mencari pekerjaan, menghemat uang, mencari uang tambahan, selama kita tak mengorbankan kesehatan mental kita sendiri.
Epictetus mengatakan hal yang ekstrim bagi kebanyak orang, yaitu bahwa lebih baik mati kelaparan, terlepas dari kesedihan dan ketakutan, ketimbang hidup dengan kekayaan yang disertai ganggunan.
Tapi inilah prinsip para Stoik. Ekstrim.
Einzelganger juga menyebutkan bahwa dalam menghadapi situasi yang serba tak menentu, para Stoik modern biasa menggunakan metode "amor fati" yang artinya "cinta akan takdir". Konsep amor fati sendiri pada dasarnya berarti menerima apapun hasil yang kita dapat.
Einzelganger tak menyebutkan Nietszche dalam videonya, namun filsuf asal Jerman ini juga pernah berkata bahwa amor fati bukan sekedar menerima takdir saja, namun juga mencintainya.
6. Mengingat Apa Yang Kita Miliki
Yah, sebagai manusia kita cenderung fokus pada yang tak kita miliki ketimbang yang kita miliki. Ini memang alami, karena dengan begitu kita bisa mencapai kemajuan dan perubahan.
Menurut Marcus Aurelius, kita perlu membayangkan bagaimana jika kita tak punya apa yang kita punya sekarang. Namun, kita juga harus berhati-hati agar kita tak terlalu melebihkan apa yang kita miliki, sehingga kita akan sangat kecewa jika kita kehilangannya.
Einzelganger dalam videonya menyimpulkan bahwa ada yang jauh lebih penting daripada uang dalam hidup: kesehatan, jalinan hubungan, dan kebebasan kita.
Meski kita kehilangan harta, kita masih punya kemampuan untuk bertindak dan memilih bagaimana cara kita menghadapinya.
Ini tak ternilai harganya.
0 Komentar
Ingin menambahkan sesuatu dari posting di atas? Ingin berdiskusi?
Semuanya dipersilakan, namun mohon maaf karena komentar dengan bahasa yang kurang layak ataupun spam tidak akan saya munculkan.
Mohon pengertiannya :-)